Untuk kesekian kalinya (ribuan kali , sekian tahun kali 365 hr kali 2-3 x sehari) listrik padam lagi, sehari bisa dua kali selama @ 4jam paling cepat. Matinya mendadak, lagi! Istilah orang Medan “suka2 kau PLN”. Otomatis semua kegiatan terkena dampaknya. Lagi kerja di USU tiba2 listrik mati, ruangan yang biasa pake AC jadi gelap, sumpek. Kebetulan ruanganku di sebelah dalam koridor, jadi gak langsung kena sinar matahari. Mau mbaca males….. gelap. Saya putuskan keluar dari USU and went off to my office at PT UBS Indonesia where I & friends run business together.
Di traffic light, lagi mati lampu gini semua main serobot aja. Di Medan, siapa berani dia yang dapat jalan duluan. Lagi gak mati lampu aja pengemudinya biasa main serobot koq… apalagi mati lampu. Di Medan harus berani main serobot, gak boleh kalah gertak & takut keserempet sama -terutama - angkot. Bawaan jadi pusing lihat semrawutnya lalu lintas and kalau mau ikutin emosi bisa naik tensi. Karena udah biasa, saya sih nggak mau emosi, diusahakan enjoy aja, saksikan dan nikmati aja perilaku para supir angkot & pemakai jalan yang pada grasa grusu nggak menentu kayak diburu hantu. Struggling dulu dijalanan menuju kantor.
Sampai di kantor, baru beraktifitas setengah jam … eh.. mati lampu lagi. Padahal intensitas pemakaian internet dan fax di kantor cukup tinggi terutama telnet harus tetap dijalankan untuk mengecek koneksi internet para customer.
Genset !! Lama2 bosan juga pake genset kalau nggak terpaksa. Capek dengan berisiknya dan polusi asap pembuangan genset. Genset yang dipakai umumnya made in China, yang baru dipakai 1 tahun udah mulai menggerogoti kantong karena sering rusak2. Maklum, belinya udah beberapa tahun lalu saat frekwensi listrik padam sangat tinggi, permintaan akan genset jadi tinggi. Yang banyak dijual dipasaran adalah buatan China, murah tapi berisik.. yang penting cepat laku dijual. Waktu itu belum banyak pilihan. Jadilah sekarang kalau listrik lagi padam, siap2 menghadapi berisik dan bau asap sepanjang jalan.
Kapan sih Medan bisa keluar dari krisis listrik? Konon, salah satu mesin pembangkit PLN lagi rusak. Kayaknya mesinnya gantian rusaknya. Herannya, waktu ada acara sepakbola world cup 2 tahun lalu, koq bisa listriknya gak mati2 selama sebulan.
Udah servicenya kayak gitu, tegangan sering naik turun gak karuan … - modemku udah jadi salah satu korbannya - , orang dipaksa berhemat pake denda segala. Untuk pemakaian tinggi (diatas 60KWh per bulan) dikenakan tambahan biaya. Untuk pemakaian listrik selama sebulan jika tarif listriknya Rp. 50.000,- akan dapat diskon; untuk tarif diatas Rp. 100 ribu atau lebih, akan dikenakan denda. Ini semacam kenaikan listrik terselubung. Pake listrik koq seperti di intimidasi duluan. Bukankah tugas pemerintah (PLN) menyediakan listrik sesuai kebutuhan rakyatnya?! Pemakai ‘kan tinggal bayar? Mau pake berapa banyak keq, yang penting konsumen membayar sesuai tarif yang ditentukan. Penyakit pemadaman listrik bergilir ini sudah berlangsung bertahun2 dan kayaknya gak ada solusi untuk keluar dari krisis listrik. Adakah yang sanggup membawa Sumut keluar dari krisis listrik???
11 March, 2008
Krisis listrik, tarif naik
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
ni dia tulisan yg sangat menarik bu,mudah2han di liat tu ma orang2 PLN nya kota medan,jdi biar matiin listrik nya jgn seenak udelle dewe (kata mak erot).MERDEKA.
@ ariana:
Makasih komen nya ya...
Moga2 ada perubahan kearah yang lebih baik. Bosan byar pet melulu...
banyak daerah malahan pemadaman bergilir di berlakukan, kami sebagai pengguna PLN merasa dirugikan atas hal ini. tapi biar bagaimanapun juga harus ada tindakan dan kebijakan dari pihak atas. UKM seperti kami merasa terganggu..
Post a Comment